In The Beginning: Zaman Kuno (1 – 1500 M)
Posted by Anak Sultan pada Januari 8, 2007
Pada zaman kuno telah terdapat kampung-kampung besar di pantai kaki Pegunungan Meratus yang lambat laun berkembang menjadi bandar dalam hubungan perdagangan laut dengan India dan Cina serta perdagangan dalam negeri lainnya.Konsentrasi populasi terdapat dengan adanya pertumbuhan aliran Sungai Tabalong sebagai daerah yang terpadat penduduknya. Kemungkinan sekali di sekitar abad ke 5-6 Masehi telah muncul kerajaan Tanjungpuri, sebagai pusat kolonialisasi orang-orang Melayu yang berasal dari Sriwijaya. Mereka membawakan bahasa dan kebudayaan Melayu sambil berdagang. Mereka kemudian mengembangkan diri bercampur dengan penduduk sekitar yang terdiri dari suku-suku Maanyan, Lawangan dan Bukit.
Disini berkembang pertama kali bahasa Melayu yang mulai bercampur dengan bahasa suku-suku daerah, hingga kemudian menggunakan bahasa Banjar arkhais, yaitu bahasa suku-suku daerah yang penuh dengan kata-kata Melayu kuno. Daerah Tanjungpuri ini dalam sejarah dikenal dengan nama Kahuripan.
Bandar besar Kahuripan ini yang nantinya akan menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Negaradipa yang merupakan kolonialisasi dinasti baru berasal dari daerah Keling.
Kada Ulun Biarakan Budaya Banjar Hilang di Dunia
m.jumani said
makasih atas infonya dan mohon ijin kalau nanti artikel ini saya gunakan sgb sumber ! kalau boleh bisa di link kan dengan blog saya !
rakhman said
Kalau diperhatikan bahasa Banjar itu berlogat “a” tidak sama dengan bahasa-bahasa Sumatera yang berlogat “o” misalnya bahasa Palembang (Sriwijaya), Bengkulu, Minangkabau, Jambi, Riau Daratan dan sebagian Lampung. Bahasa Banjar juga tidak sama dengan bahasa-bahasa Semenanjung Malaya, Pontianak dan Brunei yang berlogat “e” pepet. Bahasa Banjar juga tidak sama dengan bahasa-bahasa Betawi dan Sambas yang berlogat “e” lemah. Namun bahasa Banjar logatnya “sama” dengan Dayak Bukit, Dayak Kendayan Kalbar, Kedayan Brunei, Kutai, dan Berau. Perkiraan orang Banjar keturunan Sriwijaya belum tentu benar.
rakhman said
Dayak Maanyan lokasinya bersisian langsung dengan perkampungan suku Banjar. Di kecamatan Halong Kab. Balangan perkampungan Dayak Maanyan (baca: Dayak Halong) berada ditengah-tengah atau membatasi antara perkampungan suku Banjar dan Dayak Deyah. Perlu diketahui Dayak Deyah ini bahasanya 70 prosen sama dengan bahasa Paser. Dayak Deyah maupun Paser ini bahasa kedua-duanya termasuk bahasa Rumpun Dayak Lawangan. Di kabupaten Tabalong juga terdapat desa-desa Dayak Lawangan. Yang masih misteri adalah Dayak Abal yang menghilang karena melebur ke dalam suku Banjar Tanjung karena kesamaan agama (Islam). Keturunan Dayak Abal saat masih terdapat di desa Kupang Nunding kec. Haruai.