Periode plestosin berlangsung berjuta-juta tahun lamanya, pada zaman ini terjadi empat kali zaman es atau zaman glasial. Di permulaan zaman kwarter, muncul zaman es pertama suhu bumi menurun dan gletser menutupi sebagian besar daratan Asia, akibatnya banyak air laut yang terambil, permukaan laut menjadi turun. Sebagian laut Jawa kering dan timbullah Paparan Sunda yang menghubungkan benua Asia, Malaya, Sumatera, Kalimantan dan Jawa.Iklim cikal bakal kerajaan Banjar saat itu adalah tropis, dengan musim kering menimbulkan padang-padang rumput dan jenis-jenis burung yang berpindah dari daratan Asia. Musim kering ini disusul musim hujan yang membawa akibat munculnya hutan-hutan lebat di benua Kalimantan.
Hujan lebat di masa pluvial menyebabkan banyaknya muncul sungai-sungai. Walaupun Paparan Sunda ini kemudian tenggelam kembali, tetapi sungai-sungai di daerah Kahayan, Barito, Sampit, sungai-sungai di Lampung, sungai-sungai di Jawa bagian utara adalah cabang sungai besar di Laut Jawa yang bermuara di sebelah utara Bali dulunya.
Melalui periode glasial I dengan timbulnya Paparan Sunda menjadi jembatan yang memungkinkan terjadinya migrasi manusia dan hewan dari daratan Asia ke banua Banjar.
Zaman permulaan plestosin tengah berjalan seiring dengan glasiasi kedua daratan Asia, permukaan air laut turun sedalam 125 meter; sehingga Paparan Sunda mencapai luas wilayah yang sangat besar dan sekali lagi Jawa, Kalimantan dan Sumatera bersatu dengan daratan Malaya dan Asia, kembali terjadi migrasi berbagai macam hewan yang akhirnya dikenal dengan istilah fauna Sino Malayu, selain migrasi manusia tentunya. Setelah ribuan tahun berjalan es menghilang lagi dan lautan kembali memisahkan pulau-pulau ini.
Setelah itu daratan ini akan mengalami dua kali lagi zaman glasial, sampai keadaan seperti sekarang.
Menurut buku yang disusun oleh: M. Idwar Saleh, Amat Asnawi, Alex A Koroh, Dhany Yustian, Johansyah, dari buku tersebut diperoleh bebarapa kesimpulan :
1. Selama 4 kali mengalami zaman es dan timbulnya Paparan Sunda sebagai jembatan antar benua, sehingga ada kemungkinan besar telah terjadi migrasi hewan dan manusia antara pulau Jawa dan Kalimantan.
2. Sungai-sungai yang ada di Jawa dan Kalimantan dulunya bermuara di sekitar utara Bali yang memiliki jenis-jenis ikan air tawar yang sama.
3. Sejarawan Toer Soetardjo menemukan kapak perimbas (chopper) di dasar Riam Kanan daerah Awang Bangkal terbuat dari kerakal kwarsa. Tahun 1939, H. Kupper menemukan alat-alat batu juga di Riam Kanan. Alat-alat ini oleh van Heekernen digolongkan sebagai unsur budaya kapak perimbas. Di Jawa alat-alat perimbas ini adalah alat manusia Pithecanthropus. Toer Soetardjo menemukannya tahun 1958.
Beberapa persamaan itu bisa diasumsikan bahwa manusia-manusia tertua di Kalimantan Selatan mungkin sama perkembangannya dengan yang ada di Pulau Jawa.
Kada Ulun Biarakan Budaya Banjar Hilang di Dunia